Tambang Batu Bara Rusak Hutan Wisata di Kaltim
Tambang Batu Bara Rusak Hutan Wisata di Kaltim
Kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur cukup marak. Hampir di seluruh kabupaten-kota melakukan penambangan batu bara. Hampir setiap hari, hanya beberapa puluh menit, ponton yang membawa batu bara berton-ton melintas di Sungai Mahakam, sungai terbesar yang melintasi Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Samarinda. Dari Kaltim bagian timur hingga bagian utara kabupaten kota seakan berlomba untuk menggeruk emas hitam tersebut. Bahkan di Samarinda, batu bara dikarungi, di bawa pakai peti kemas ke Surabaya dan Jakarta. Lintasan tronton yang mengangkut container ramai berseliweran di jalan-jalan milik Negara. Akibatnya, jalan-jalan banyak yang rusak.Bahkan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, yang seharusnya dilindungi juga rusak akibat pertambangan batu bara. Tahura Bukit Soeharto ditetapkan sebagai hutan wisata tahun 1991. Sk Menhut 270/1991 yang tidak bersesuai dengan berita acara tata batas menyebutkan luas Tahura 61.850 hektar. Padahal lebih dari itu. Selanjutnya, Bupati Kutai Kartanegara mengeluarkan puluhan izin pertambangan batu bara di sekelilingnya.
Tanggal 29 September 2009 mengeluarkan SK 577/Menhut-II 2009 yang menetapkan kawasan Tahura seluas 67.766 hektar. Maka akibatnya izin tambang batu bara yang dikeluarkan Pemkab Kutai Kartanegara jadi masuk kawasan Tahura. Sayangnya, bukannya dievaluasi, malah perusahaan tambang tersebut diizinkan terus beroperasi hingga izinnya habis berlakuknya. Habis berlaku Izin Usaha Pertambangan (IUP) kah atas habis batu baranya? Karena IUP tersebut bisa diperpanjang oleh Bupati Kutai Kartanegara.
Selain aktivitas tambang batu bara, Tahura Bukit Soeharto itu terkena proyek tol sepanjang 99 km Samarinda-Balikpapan. Jalan Tol yang memakan anggaran Rp. 61,850 trilyun tersebut mematong sepanjang 3,46 km di arah selatan dan 21, 61 km di arah utara. Mega proyek ini dinilai kurang penting. Karena hanya lebih mengutamakan segelintir orang yang ingin mempersingkat waktu dari Samarinda menuju Balikpapan. Seharusnya Bandara Samarinda yang pekerjaan proyeknya terkatung-katung bertahun-tahun segera diselesaikan. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar