20111023

PERJALANAN : Pulau Kambang yang Banyak Wariknya

Selasa, 17 Maret 2009



Pulau Kambang
yang Banyak Wariknya


Jangan kaget, bila kapal kecil yang membawa kalian menuju Pulau Kambang belum lagi merapat ke demaga, beberapa warik (monyet) meloncat, langsung menuju makanan yang kalian bawa. Nama pulau tersebut, Pulau Kambang, bukan Pulau Warik, sekalipun di pulau tersebut banyak warik dan tak banyak kambang(bunga)


Pulau Kambang adalah objek wisata yang jarang terlewatkan apabila orang mengunjungi pasar terapung. Selain tempatnya yang berada disekeliling sungai dan berbentuk pulau kecil juga mudah didatangi. Sebenarnya pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Barito Kuala, namun lebih dekat dengan Banjarmasin. Objek wisata Pulau Kambang ini ditawarkan dalam satu paket dengan Pasar Terapung yang merupakan andalan kepariwisataan kota Banjarmasin.
Di Pulau Kambang ini terdapat ribuan warik yang selalu datang mendekat ke arah pengunjung, terlebih lagi jika mereka sedang lapar. Tidak jarang warik-warik itu merebut benda yang ada dipangkuan pengunjung. Ketertarikan orang pada Pulau Kambang ini ternyata berbeda-beda tujuannya. Ada yang memanfaatkan karena letaknya dekat pasar terapung dan sekaligus ingin melihat warik yang ada disana. Selain itu ada pula pengunjung yang punya niat atau nadzar tertentu, sehingga mereka harus datang ke pulau kambang.
Cerita yang ditututkan mastyarakat secara turun temurun, bila warik dipelihara atau di bawa dari Pulau Kambang, tak berapa lama akan mati. Karena warik tersebut sebenarnya awak kapal yang tenggelam.
Ceritanya begini :
Dahulu kala di Banjarmasin tepatnya Muara Kuin berdiri sebuah kerajaan. di kerajaan tersebut ada seorang patih yang sangat sakti, berani dan gagah perkasa bernama Datu Pujung. Datu Pujung ini menjadi andalan dan merupakan benteng pertahanan terhadap orang-orang yang ingin menguasai Kerajaan Kuin.
Suatu ketika sebuah kapal Inggeris dengan membawa penumpang atau awak kapal yang kebanyakan orang Cina. Mereka diketahui ingin tinggal dan menguasai kerajaan Kuin. Untuk melaksanakan niat mereka itu tentu saja harus berhadapan dengan Datu Pujung. Menurut Datu Pujung kalau mereka ingin menguasai kerajaan Kuin harus dapat melewati ujian yang ditetapkan, yaitu bisa membelah kayu besar tanpa alat atau senjata.
Persyaratan dari Datu Pujung ini tidak dapat dipenuhi mereka. Datu Pujung memperlihatkan kesaktiannya dan dengan mudah membelah kayu besar itu tanpa alat. Datu Pujung membuktikan bahwa persyaratan yang diajukannya bukanlah omong kosong atau sesuatu yang mustahil.
Disebabkan para pendatang yang ada di dalam kapal Inggeris itu tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka oleh Datu Pujung diminta untuk membatalkan niat menguasai kerajaan Kuin dan agar kembali ke negeri asalnya. Namun mereka ngotot ingin tinggal menetap dan menguasai kerajaan Kuin sesuai dengan tujuan mereka. Karena mereka tetap memaksakan kehendaknya, akhirnya Datu Pujung dengan kesaktiannya menenggelamkan kapal beserta seluruh penumpang yang ada didalamnya.
Setelah sekian lama, bangkai kapal yang ada dipermukaan air itu menghalangi setiap batang kayu yang hanyut. Dari hari ke hari semakin bertumpuk kayu-kayu yang tersangkut dan kemudian tumbuh pepohonan yang menjadi sebuah pulau di tengah sungai.
Pulau yang ditumbuhi pepohonan ini telah pula dihinggapi oleh burung-burung dan bersarang di sana.
Tentang banyaknya warik, ada yang bercerita bahwa warik tersebut adalah awak kapal Inggris, yang kebanyakan orang China. Benar tidaknya wallahualam.Q

Tidak ada komentar:

Posting Komentar