20111023

Berita Rubrik Metropolis. SAMARINDA POS
Sabtu, 4 September 2010
1.850-an Ketua RT Masih Setia Mendukung Nomor 2
Perhatian Jaang Terhadap Ketua RT Sudah Lama (1)


TIM Jaang-Nusyirwan mengakui, ada beberapa ketua RT yang mendukung pasangan calon lain. Namun sangat sedikit jika dibandingkan jumlah keseluruhan ketua RT di Samarinda, yaitu 1.910 Ketua RT. Bukan 1.700 seperti yang disebutkan orang yang tak paham tentang RT.
"MEMANG ada beberapa ketua RT yang mendukung pasangan calon lain di Palaran dan ada beberapa ketua RT yang ikut kontrak politik dengan pasangan calon lain. Namun jumlahnya tak seberapa dibandingkan ketua RT yang mendukung pasangan pro rakyat ini. Warganya banyak yang ke pasangan nomor 2. Jumlahnya sekitar 1.850-an ketua RT," ungkap salah seorang anggota Media Center Jaa,Nur Pro Rakyat, H Akhmad Zailani kemarin.
Kenapa banyak ketua RT di Samarinda yang masih setia mendukung Jaang? Karena Jaang sudah sejak lama memperhatikan masyarakat. Seperti ketua RT, pengurus dan penjaga rumah ibadah maupun perbaikan atau pembangunan rumah ibadah.
"Untuk di Indonesia, di Samarinda lah yang pertama kali memberikan insentif dan dimulai sejak 2001 lalu. Saat itu jumlahnya memang sedikit. Namun, jumlah tersebut terus meningkat hingga sekarang menjadi Rp300 ribu," ujarnya.
Zailani masih ingat, karena dirinya bersama H Setia Budi, salah seorang ketua RT di Kelurahan Temindung Permai, Samarinda Utara, yang memasukan usulan pertama kali agar ketua RT diberikan insentif tahun 2001 lalu.
Saat itu, Zailani yang "ngepos" sebagai wartawan di DPRD Kota Samarinda menyarankan Setia Budi membuat usulan agar ketua RT diberikan insentif. Tujuannya, selain memacu semangat ketua RT untuk bekerja lebih baik, juga agar tak terjadi pungutan terlalu banyak kepada masyarakat.
Setia Budi yang saat itu termasuk tim sukses Achmad Amins-Syaharie Jaang bersama Zailani membuat usulan dan dibawa ke DPRD. Kebetulan di dewan sedang membahas anggaran. Saat itu, wartawan leluasa meliput pembahasan anggaran dan duduknya di bangku deretan belakang.
Saat membahas anggaran tersebut, tak ada satupun anggota dewan yang "berselera" untuk menyuarakan agar ketua RT diberikan insentif. Alasan anggaran terbatas, sedangkan jumlah ketua RT cukup banyak.
"Karena yang boleh bersuara saat itu hanya anggota dewan, sementara saya dan Setia Budi duduk di bangku kosong yang anggota dewannya tidak hadir ikut rapat. Kami yang duduk tepat di belakang salah seorang anggota dewan, Pak Masykur Sarmian lantas mencolek punggungnya, agar perlunya insentif ketua RT diberikan segera disampaikan dan diusulkan masuk anggaran tahun 2001 tersebut. Masykur, yang berasal dari Fraksi PKS lantas bersuara," cerita Zailani.
Menurut Zailani, saat itu dirinya menyarankan Setia Budi, agar menuliskan jumlahnya Rp250 ribu per bulan. Saat itu pula Setia Budi untuk sementara ditunjuk sebagai Ketua Forum RT se-Kota Samarinda.
Karena tujuannya baik dan untuk kepentingan Ketua RT, penujukan jabatan itu bukan masalah besar. Pembahasan tentang insentif RT itu pun terus dipantau, hingga akhirnya dengan alasan keterbatasan anggaran hanya disetujui Rp50 ribu. Itulah awalnya insentif Ketua RT, yang diusulkan tim sukses Amins-Jaang pertama kali. (mc pro rakyat/bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar