20111023

CERMIN

Senin, 16 Maret 2009

CERMIN

BEKERJALAH UNTUK ALLAH

SUATU KETIKA, ada seorang lelaki yang amat miskin. Dia bawa sekop dan kapak menuju ke suatu pasar untuk mencari kerja. Sedemikian miskinnya, sampai tidak ada apa pun di rumahnya. Dia duduk di pasar, menunggu seseorang datang untuk memberi pekerjaan. Dia menunggu dan menunggu. Tak seorang pun memanggilnya sampai dia putus harapan dan berjalan menuju sebuah masjid ketika hari sudah sore. Katanya, "Jika tak seorang pun memberi pekerjaan padaku hari ini, aku akan bekerja untukMu, ya Allah."
Ketika dia pulang ke rumah, istrinya bertanya, "Suamiku, apakah engkau membawa sesuatu untuk anak kita?" Dia pun menjawab, "Hmm... Aku baru saja bekerja pada Majikan yang kaya raya dan Dia menyuruhku datang kembali besok karena masih banyak pekerjaan untuk diselesaikan."
Mereka amat sabar dan menyuruh anak-anaknya tidur walaupun tanpa diberi makanan. Mereka mampu menjalani kesulitan itu.
Keesokan harinya, laki-laki itu pergi lagi ke pasar, namun tetap tak seorang pun menawarinya bekerja sampai menjelang sore. Dia ambil wudhu dan kembali masuk ke masjid untuk shalat. Setelah shalat, dia berkata, "Ya Tuhanku, tak seorang pun menawariku bekerja, maka aku di sini demi Engkau saja."
Ketika pulang ke rumah, istrinya sangat berharap suaminya membawa makanan, namun dia mengatakan hal yang sama bahwa keesokan hari majikan masih memanggilnya bekerja.
Pada hari ketiga saat orang itu pergi ke pasar, hal yang sama terulang kembali. Di masjid dia berdo'a, "Ya Tuhanku, tak ada yang memberiku pekerjaan. Aku datang padaMu, maka terimalah pekerjaanku!" Lalu dia bungkus garam pada sapu tangannya agar dikira pulang membawa hasil.
Saat memasuki rumah, dilihatnya anak dan istrinya sedang bergembira menyambutnya. Dia sembunyikan buntalan sapu tangan itu di belakang pintu dan bertanya apa gerangan yang terjadi karena dia mencium bau masakan yang harum.
"Suamiku, begitu engkau pergi, seseorang datang dan mengetuk pintu. Dia mengantarkan piring yang tertutup yang isinya adalah makanan dan masih ada
hadiah-hadiah lain, semuanya terbuat dari emas. Dia katakan ini adalah pembayaran dari hasil kerjamu. Aku hanya mengambil satu koin emas, dengan koin itu seekor keledai dapat membawa seluruh barang-barang kebutuhan yang aku beli dari pasar."
Laki-laki itu bersyukur pada Allah. Lalu istrinya bertanya, "Apa yang tadi engkau bawa?" Karena ingin sekali melihatnya, diambilnya buntalan garam itu, namun buntalan itu menjadi berat, ketika dibuka ternyata isinya penuh dengan emas. Abu Luthfi Ar-Rasyid/Q

Tidak ada komentar:

Posting Komentar